Rumus Hukum Ohm dan Contoh Soalnya
Hukum ohm adalah hukum yang menyatakan “kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar berbanding lurus dengan tegangannya, dan berbanding terbalik dengan hambatan penghantarnya”. Hukum Ohm pertama kali dicetuskan oleh fisikawan dari Jerman yang bernama Georg Simon Ohm pada tahun 1825.
Jadi, penghantar yang dilalui arus listrik memberikan hambatan listrik yang besarnya ditentukan oleh jenis bahan pengantar. Bahan konduktor memiliki daya hantar listrik yang besar, yang berarti hambatan listriknya kecil. Sebaliknya, isolator memberikan hambatan listrik yang besar sehingga sukar dilalui arus listrik.
Besarnya kaut arus listrik, tergantung pada tegangan dan besarnya hambatan penghantar. Hubungan antara kuat arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan jika ditulis persamaannya secara matematis adalah seperti berikut:
Keterangan:
- V = tegangan listrik satuannya volt (V)
- I = arus listrik satuannya ampere (A)
- R = hambatan listrik atau resistansi satuannya ohm (Ω).
Baca Juga: Kuat Arus dan Beda Potensial
Contoh SoalAgar lebih memahami materi tentang hukum ohm, di bawah ini sudah terdapat contoh soal yang dapat kalian cermati dan pahami.
Soal No.1Penghantar yang berhambatan 40 Ω dialiri arus listrik 2,5 A. Tegangan listrik pada penghantar tersebut adalah.
Diketahui:
R = 40 Ω
I = 2,5 A
Ditanyakan: V = ?
Jawab:
V = I . R
= 2,5 . 40
= 100 V
Jadi, tegangan listrik pada penghantar tersebut adalah 100 V.
Soal No.2Penghatar yang mempunyai hambatan listrik 35 Ω terdapat tegangan listrik 112 V. Kuat arus yang mengalir pada penghantar adalah
Diketahui:
R = 35 Ω
V = 112 V
Ditanyakan: I = ?
Jawab:
I = V / R
= 112 / 35
= 32 A
Jadi, arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut adalah 32 A.
Soal No.3Arus listrik sebesar 200 mA mengalir pada penghantar yang tegangan listriknya 24 V. Besarnya hambatan pada penghantar itu adalah
Diketahui:
I = 200 mA = 0,2 A
V = 24 V
Ditanyakan: R = ?
Jawab:
R = V / I
= 24 / 0,2
= 120 Ω
Jadi, besar hambatan pada penghantar tersebut adalah 120 Ω.