Mengenal Bulan: Rupa, Rotasi, dan Revolusi
Satelit adalah benda langit yang mengorbit pada objek lain dengan memiliki periode revolusi tertentu. Satelit terbagi menjadi 2 jenis, alami dan buatan.
Satelit alami, yaitu satelit yang proses terbentuknya bukan buatan manusia, sedangkan satelit buatan merupakan satelit yang ada karena buatan manusia.
Bulan adalah satelit alami yang dimiliki bumi. Bulan terbentuk pada kurun waktu 4,527 ± 0,010 miliar tahun yang lalu.
Tidak seperti matahari yang mampu menghasilkan cahaya sendiri, bulan bisa bercahaya karena memantulkan sinar matahari yang mengenai permukaannya.
A. Rupa Bulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan secara matematis, diperoleh data tentang bulan sebagai berikut:
- Massa bulan : 7,3477 x 10²² km³
- Volume : 2,1958 x 1010 km³
- Luas permukaan : 3,793 x 107 km²
- Keliling khatulistiwa : 1.738,14 km
- Gravitasi permukaan : 1,622 m/s²
B. Perputaran Bulan
Seperti halnya bumi, bulan juga mengalami perputaran. Pada bulan terjadi tiga perputaran, yaitu perputaran bulan pada porosnya, perputaran bulan mengelilingi bumi, dan perputaran bulan bersama bumi mengelilingi matahari.
1. Rotasi bulan
Rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu kali rotasi adalah 29,5 hari atau satu bulan. Bulan memiliki arah rotasi dari barat ke timur sehingga kita akan selalu melihat sisi bulan yang sama.
2. Revolusi bulan
Revolusi bulan yaitu perputaran bulan mengelilingi bumi. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu mengelilingi bumi adalah 29,5 hari atau 1 bulan. Arah dari revolusi bulan sama dengan arah revolusi bumi terhadap matahari.
Waktu yang digunakan bulan untuk 1 kali rotasi, sama dengan waktu yang digunakan untuk 1 kali revolusi, yaitu selama 29,5 hari.
Baca Juga: Hal-hal yang Perlu Diketahui dari Planet BumiC. Akibat Rotasi dan Revolusi Bulan
Bulan adalah satelit alami bumi. Perputaran (rotasi dan revolusi) yang dialami bulan pasti akan berdampak juga ke bumi. Berikut adalah akibat dari adanya rotasi dan revolusi bulan:
1. Terjadinya fase bulan dan pergerakannyaSebelumnya kita sudah mengetahui, jika rotasi bulan arahnya dari barat ke timur. Artinya, ini membuat sisi bulan terlihat selalu sama. Walau begitu, bentuk penampang bulan yang terlihat akan selalu berubah-ubah. Ini diakibatkan karena adanya revolusi bulan. Bentuk yang berbeda-beda ini dinamakan dengan fase bulan.
Fase bulan terdapat beberapa jenis:
- New moon (bulan baru): Pada fase ini sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, sehingga bulan tidak terlihat. Fase ini juga memungkinkan terjadinya gerhana matahari.
- Waxing crescent (sabit muda): Pada fase ini bagian bulan yang menerima cahaya matahari kurang dari setengah, sehingga rupa bulan yang terlihat dari bumi hanya seperti sabit.
- First quarter (kuartal pertama): Pada fase ini setengah sisi bulan terlihat terang.
- Waxing gibbous (cembung awal): Pada fase ini sisi bulan terlihat seperti cembung. Ini terjadi karena ¾ bagian bulan menerima cahaya matahari.
- Full moon (bulan purnama): Seperti namanya, pada fase ini bulan terlihat bulat atau yang biasa kita sebut sebagai bulan purnama. Fase ini terjadi akibat matahari, bumi, dan bulan ada pada satu garis lurus, sehingga memungkinkan sisi bulan yang menghadap ke bumi diterangi sepenuhnya oleh matahari. Akibatnya, kita dapat melihat sisi bulan secara bulat sempurna.
- Waning gibbous (cembung akhir): Pada fase ini bulan kembali ke awal, sehingga cahaya matahari yang mengenai hanya ¾ sisi bulan. Alhasil bulan terlihat cembung.
- Third quarter (kuartal tiga): Pada fase ini setengah bagian bulan menerima cahaya matahari, sehingga dari bumi bulan hanya terlihat setengah lingkaran saja.
- Waning crescent (sabit akhir): Pada fase ini bulan hampir satu kali rotasi penuh. Maka dari itu, bumi bulan terlihat seperti sabit.
2. Terjadinya pasang dan surut air laut
Pada saat permukaan laut naik, maka laut dalam keadaan pasang. Sedangkan pada saat permukaan laut turun, maka laut dalam keadaan surut.
Pasang dan surut pada laut terjadi karena adanya pengaruh gravitasi dari bulan. Jadi, jarak bulan yang lebih dekat dengan bumi jika dibandingkan dengan matahari, membuat bulan memiliki pengaruh besar pada bumi.
Terjadinya pasang dan surut ini selalu bersamaan, yaitu ketika laut pada daerah tertentu pasang, maka pada daerah lain bersamaan dengan itu mengalami surut.
Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru atau bulan purnama. Karena pada saat itu bulan, bumi, dan matahari berada pada bidang segaris, sehingga gaya gravitasi yang timbulkan bulan terhadap bumi semakin besar.
Pasang dan surut paling rendah terjadi pada saat bulan perbani (setengah bulan yang terang). Karena pada saat itu kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi membentuk sudut 90 derajat, sehingga gaya gravitasi bulan terhadap bumi akan melemah.
3. Terjadinya fenomena gerhana bulan
Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari yang menuju ke bulan, akibat terhalang oleh bumi. Dampaknya, bulan menjadi gelap karena tidak adanya cahaya matahari yang dipantulkan.
Gerhana bulan terbagi menjadi:
- Gerhana bulan total: Gerhana ini terjadi ketika bulan berada tepat pada daerah umbra (bayangan inti bumi).
- Gerhana bulan sebagian: Terjadi ketika sebagian permukaan bulan masuk ke dalam umbra, sedangkan sebagian yang lainnya ada dalam penumbra (bayangan kabur).
- Gerhana bulan penumbra: Terjadi ketika seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra.
4. Terjadinya fenomena gerhana matahari
Gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari yang menuju ke bumi, akibat terhalang oleh bulan. Dampaknya, bumi menjadi gelap beberapa saat, karena tidak adanya cahaya matahari yang sampai ke bumi.
Penting untuk diingat, jika gerhana matahari terjadi, jangan pernah mencoba untuk mengamatinya secara langsung. Karena jika melihat peristiwa ini dengan mata telanjang, maka akan berakibat merusak mata secara permanen.
Gerhana matahari terbagi menjadi:
- Gerhana matahari total: Terjadi ketika bulan menghalangi secara penuh matahari.
- Gerhana matahari sebagian: Terjadi saat bulan pada posisi tidak tepat di tengah-tengah antara matahari dan bumi. Akibatnya, bulan hanya menutupi sebagian matahari.
- Gerhana matahari cincin: Terjadi ketika bulan tepat menghalangi matahari, namun bulan tampaknya lebih kecil, sehingga piringan matahari akan terlihat terang seperti cincin, dengan bulan yang terlihat sebagai bundaran gelap.
5. Terjadinya perubahan jumlah hari pada kalender hijriah
Kalender Hijriah atau biasa juga disebut dengan kalender Komariah, adalah tahun yang perhitungannya berdasarkan revolusi bulan. Disebut tahun hijriah karena perhitungan tahun ini dimulai dari 1 tahun hijrahnya nabi Muhammad SAW.
Berikut adalah nama bulan pada tahun komariah dan jumlah harinya:
- Muharam: 29 hari
- Safar: 30 hari
- Rabiul awal: 29 hari
- Rabiul akhir: 30 hari
- Jumadil awal: 29 hari
- Jumadil akhir: 30 hari
- Rajab: 29 hari
- Sya’ban: 30 hari
- Ramadhan (puasa): 29 hari
- Syawal: 30 hari
- Zulkaidah: 29 hari
- Zulhijah (haji): 29/30 hari
Jika satu kali revolusi bulan memakan waktu rata-rata sampai 29,5 hari, maka dalam setahun perhitungan tahun Hijriah terdapat 354 hari. Jadi, perhitungan kalender Hijriah lebih cepat 11 hari daripada kalender Masehi.
Dalam perhitungan kalender Hijriah juga terdapat yang namanya tahun Kabisat, yaitu ketika dalam satu tahun terdapat 355 hari. Penambahan satu hari dalam tahun Kabisat terjadi pada bulan Zulhijah. Artinya, jika biasanya pada bulan Zulhijah berjumlah 29 hari maka dalam tahun Kabisat jumlah hari pada bulan Zulhijah menjadi 30 hari.