Perbedaan PLTS On-Grid, Off-Grid, dan Hybrid
Saat ini panel surya sudah marak digunakan di kalangan masyarakat. Alasan penggunaannya juga berbagai macam, ada yang memang menggunakan untuk menghemat pengeluaran karena lebih sedikit bayar ke PLN, ada yang menggunakan hanya sekedar tren gaya hidup, dan ada juga yang memasang dengan alasan lebih ramah lingkungan. Apapun alasannya, semua itu boleh dan sah-sah saja, kok.
Namun, ada hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam penggunaan panel surya, yaitu sistem yang diterapkan. Seperti diketahui, terdapat beberapa sistem yang dapat digunakan dalam penggunaan panel surya.
Berikut adalah penjelasan dari sistem-sistem tersebut.
Sistem On-Grid
Sistem on-grid adalah sistem penerapan panel surya yang masih terhubung dengan jaringan PLN. Sistem ini juga biasa disebut sebagai grid tie atau grid interactive. Selain itu, sistem ini juga terbilang lebih murah. Untuk sistem kerjanya sebagai berikut:
- Panel surya mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Arus searah (DC).
- Selanjutnya, listrik DC diubah lagi oleh inverter sehingga menjadi AC atau sama dengan listrik PLN.
- Setelah diubah, listrik dialirkan langssung ke jaringan listrik PLN. Selanjutnya, energi listrik dapat digunakan untuk alat elektronik yang ada dirumah.
Jika Anda ingin menerapkan sistem On-Grid, PLN sudah menyediakan KWH exim. Supaya jika produksi listriknya melimpah atau kelebihan, listrik dapat diekspor dan dibeli oleh PLN.
Namun, sistem On-Grid juga memiliki kekurangan. Salah satunya, apabila jaringan listrik PLN mati maka sistem On-Grid juga ikut mati.
Melihat dari cara kerja sistem On-Grid di atas, dapat disimpulkan beberapa faktor yang perlu kalian pertimbangkan ketika hendak menerapakan sistem On-Grid, diantaranya:
- Tersedia listrik PLN 24 jam.
- Lokasi rumah di perkotaan atau minimal bukan daerah terpencil yang susah dijangkau PLN.
Sistem Off-Grid
Sistem Off-Grid atau stand alone PV (Photovoltaic) adalah sistem penerapan panel surya yang sudah tidak bergantung dengan jaringan listrik PLN.
Alasanya, pada sistem Off-Grid sudah menggunakan baterai untuk menyimpan energi listrik. Karena menggunakan baterai, membuat sistem Off-Grid menjadi lebih mahal.
Cara kerjanya sebagai berikut:
- Panel surya mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Arus searah (DC).
- Energi listrik harus dikontrol arus dan tegangannya menggunakan SCC (Solar Charge Controller).
- Dari SCC kemudian energi listrik di-charge atau diisikan ke baterai.
- Karena pada beterai masih DC maka untuk dapat digunakan ke alat elektronik rumah harus diubah dulu ke AC. Utuk itu, dari baterai langsung ke inverter dan lanjut ke alat elektronik di dalam rumah.
(Gambar: SolarReviews) |
Dengan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki sistem off-grid, membuat sistem ini memiliki beberapa faktor pertimbangan jika ingin menerapkannya, diantaranya:
- Rumah terletak di daerah terpencil sehingga sulit dijangkau jaringan listrik PLN.
- Lokasi rumah yang sudah teraliri listrik, tetapi sering mendapatkan pemadaman listrik.
Sistem Hybrid
Sistem Hybrid adalah penggabungan dari sistem On-Grid dan Off-Grid. Jadi, pada sistem ini bisa di sambungkan langsung ke jaringan listrik PLN. Namun, bisa juga digunakan untuk menyimpan energi listrik karena sudah menggunakan beterai.
Manfaatnya jika kamu menerapkan sistem ini adalah ketika siang hari kamu bisa menggunakan energi matahari secara langsung, tetapi jika terjadi pemadaman atau bahkan ketika di malam hari, tetap bisa digunakan karena memiliki energi yang tersimpan di dalam beterai.
Kelemahan dari sistem ini tentu saja soal biaya. Yup, karena pada sistem ini tetap menggunakan beterei untuk menyimpanan energi lisrtik.