Dampak Lingkungan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air
Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga fosil, PLTA memiliki banyak keunggulan dalam hal ramah lingkungan. Karena bahan utamanya air yang notabene mudah didapat dan sumbernya yang melimpah.
Namun, sebaik apapun pembangkit listrik dengan energi terbarukan, tetap saja memiliki dampak lingkungan yang perlu diperhatikan.
Begitu juga dengan PLTA, dengan mengetahui dampak lingkungan yang ditimbulkan maka lebih mudah dalam melakukan penanganannya.
Ok, langsung saja. Berikut adalah beberapa dampak lingkungan yang ditimbulkan dari PLTA.
Kerusakan Habitat Satwa Liar dan Jalur Migrasinya
Membuat PLTA, terutama dengan skala yang besar, membutuhkan penampungan air atau waduk yang besar pula.
Akibatnya, perlu adanya pembendungan, pengalihan, atau perubahan sistem aliran alami sungai.
Penutupan aliran sungai membuat satwa liar susah untuk bermigrasi.
Perlu diketahui, banyak spesies ikan yang membutuhkan area sungai di pedalaman untuk melakukan perkembangbiakan.
Dengan adanya penutupan, membuat ikan susah untuk berkembangbiak sehingga menurunkan populasi ikan di hilir sungai.
Namun, beberapa PLTA sudah banyak yang melakukan penanganan dengan membuat jalur migrasi buatan, yaitu dengan memompanya melewati bendungan. Cara seperti ini biasa disebut dengan istilah tangga air (fish ladders).
Penggunaan Lahan yang Luas
Dalam membuat PLTA juga memerlukan lahan yang luas. Dampaknya banyak lahan pertanian yang harus dikorbankan.
Walaupun dengan adanya waduk dapat menjadi sumber cadangan air untuk lahan di sekitarnya. Namun, tetap saja hilangnya lahan pertanian perlu untuk diperhatikan. Utamanya bagi petani yang bersangkutan.
Pemerintah harus menyediakan mata pencaharian pengganti bagi petani yang lahannya digunakan.
Selain lahan pertanian, pembangunan PLTA terkadang juga harus mengorbankan daerah pemukiman. Dalam hal ini, Pemerintah juga tidak boleh tutup mata. Pemerintah harus menyediakan ganti rugi yang sepadan kepada masyarakat yang terdampak.
Emisi Gas Rumah Kaca
Walau PLTA secara langsung tidak menggunakan bahan bakar fosil, tetapi potensi gas rumah kaca tetap dapat terjadi.
Dikutip dari energysage.com, ternyata dari penelitian terbaru membuktikan jika waduk dapat mengeluarkan gas rumah kaca yang cukup signifikan.
Ini dapat terjadi karena tanaman yang mati terperangkap di dalam waduk ternyata ketika terurai melepaskan gas, seperti karbon dioksida dan metana.
PLTA yang Ramah Lingkungan
Walau pembangunan PLTA memiliki dampak lingkungan, tetapi dengan melakukan kajian dan penelitian yang mendalam sebelum melakukan pembangunan, pasti akan menemukan cara-cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan dampak yang ditimbulkan.