Biogas - Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangannya
Biogas adalah bahan bakar terbarukan berupa gas yang berasal dari penguraian bahan organik, seperti sisa makanan, kotoran manusia, atau kotoran hewan.
Jadi, biogas ini termasuk sumber energi terbarukan karena didapat dari alam dan sifatnya yang berkelanjutan.
Selain itu, biogas juga ramah lingkungan karena pada saat digunakan tidak menimbulkan polusi dan limbah berbahaya, biogas juga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman.
Biogas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan, pembangkit listrik, dan bahan bakar untuk memasak.
Penggunaan biogas ini bisa menjadi pilihan yang ekonomis dan efisien untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil yang jauh dari akses mendapatkan bahan bakar dan listrik.
Bagaimana proses terjadinya biogas?
Biogas berasal atau terbuat dari bahan organik, seperti sisa makanan, sampah/limbah kota, tanaman, kotoran manusia, atau kotoran hewan yang terdegradasi oleh mikroorganisme dengan tanpa adanya oksigen atau udara, proses tanpa udara atau oksigen ini disebut dengan anaerobik. Agar proses ini dapat terjadi, bahan pembuat tadi perlu ditutup rapat di tempat yang tidak memiliki oksigen atau kedap udara.
Jenis limbah yang digunakan untuk membuat biogas juga berpengaruh pada proses pembuatannya. Misalnya, limbah sisa makanan dan tanaman rumput-rumputan akan lebih mudah untuk dijadikan bahan pembuat biogas, sedangkan limbah ternak akan lebih sulit untuk diproses menjadi biogas. Oleh karena itu, jika membuat biogas umumnya akan mencampurkan langsung beberapa limbah supaya hasil biogasnya meningkat.
Apa saja yang terkandung dalam biogas?
Biogas utamanya terdiri dari metana (CH₄), yaitu senyawa yang sama seperti gas alam, dan karbon dioksida (CO₂). Sementara kandungan metana dari biogas mentah (tidak diolah) dapat bervariasi dari 40% hingga 60%.
Namun selain metana dan karbon dioksida, biogas juga terdiri dari beberapa gas lain, seperti hidrogen sulfida, siloksan, dan sedikit uap air. Jumlah ini relatif dan bervariasi tergantung dari jenis limbah yang digunakan dalam proses pembuatan biogas.
Biogas dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar atau diolah lagi untuk menghilangkan CO₂ dan gas lainnya untuk digunakan, seperti layaknya gas alam. Biogas yang diolah dapat disebut sebagai gas alam terbarukan atau biometana.
Baca Juga: Kompor Tenaga Surya: Prinsip Kerja, Jenis, Cara Membuat, Keuntungan, dan Kerugian
Kelebihan dan kekurangan menggunakan biogas
Semua energi baik yang terbarukan dan yang tidak terbarukan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk juga sumber energi biogas ini. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan yang dimiliki energi biogas.
Kelebihan biogas:
1. Sumber Energi Terbarukan
Pembuatan biogas bahan utamanya adalah organik yang berasal dari limbah makanan sisa, tumbuhan, kotoran hewan, dan kotoran manusia. Jadi, bahan bakunya dapat mudah untuk ditemukan dan sifatnya berkelanjutan, menjadikan biogas sebagai sumber energi terbarukan. Menggunakan biogas artinya turut menjaga kelestarian lingkungan karena tidak merusak alam, seperti halnya penambangan.
2. Menjaga lingkungan karena memanfaatkan limbah
Setiap hari jumlah limbah atau sampah yang dihasilkan dari aktifitas manusia sangatlah banyak, apabila tidak didaur ulang maka akan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah untuk dijadikan biogas ini adalah solusi apik untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
3. Bahan baku yang ekonomis
Bahan baku untuk membuat biogas sangatlah murah, bahkan gratis. Jika dibandingkan dengan batu bara atau energi fosil lainnya, tentu saja biogas ini jauh lebih ekonomis. Bayangkan saja jika menggunakan batu bara maka memerlukan biaya yang besar untuk penambangan, belum lagi untuk kendaraan angkutnya dari daerah pertambangan ke tempat pembangkit listrik.
4. Energi alternatif untuk daerah terpencil
Daerah terpencil yang sulit dicapai atau bahkan tidak adanya pendistribusian bahan bakar cocok untuk menggunakan energi biogas. Alasannya, selain dapat dijadikan untuk menjadi energi listrik, tetapi juga dapat digunakan untuk memasak. Dengan demikian, daerah terpencil tersebut bisa hidup madiri.
5. Menghasilkan Pupuk Organik
Produksi biogas juga menghasilkan limbah, tetapi limbah yang dihasilkan dari biogas adalah pupuk organik. Dengan begitu, petani tidak perlu lagi terlalu bergantung pada pupuk kimia karena dapat memanfaatkan pupuk organik hasil dari limbah biogas. Selain itu, menggunakan pupuk organik juga membuat tanaman atau sayuran menjadi lebih sehat karena tidak menggunakan pupuk kimia.
Kekurangan biogas:
1. Teknologi pengolahan biogas yang masih kurang efisien
Saat ini sistem yang digunakan dalam produksi biogas masih terbilang sederhana dan belum ada kemajuan yang signifikan. Akibatnya, produksi biogas yang dihasilkan pun masih belum maksimal dan efisien. Itu juga yang menjadi alasan mengapa biogas belum diproduksi secara besar dan hanya diproduksi skala kecil saja.
Pemerintah juga sebetulnya perlu untuk menaruh perhatian atau berinvestasi pada pengembangan energi biogas. Dengan demikian, proses produksi bisa menjadi lebih maju dan efisien sehingga produksi biogas dalam skala besar dapat diwujudkan, dan tidak hanya bergantung pada energi fosil terus.
2. Bau tidak sedap
Karena bahan utama dari produksi biogas adalah limbah maka disekitar area tempat produksi akan tercium bau yang tidak sedap. Bau yang ditimbulkan juga tergantung dari bahan limbah apa yang digunakan.
3. Tidak dapat diterapkan di semua lokasi
Selain adanya bau yang tidak sedap, produksi biogas sebetulnya juga tidak terlalu praktis. Oleh kerana itu, proses produksi biogas tidak dapat dilakukan di sembarang tempat, apalagi jika dilakukan di perkotaan, pasti akan sangat mengganggu sekali. Namun, jika diproduksi di lokasi terpencil akan malah membantu masyarakat di sana.
4. Ketergantungan terhadap Cuaca
Sumber energi terbarukan, seperti angin dan matahari sangat bergantung sekali pada cuaca, itu juga sama dalam proses produksi energi biogas karena proses penguraian anaerobik hanya akan terjadi jika lingkugan dengan suhu 37°C. Jadi, untuk daerah yang mayoritas bermusim dingin akan kesulitan karena memerlukan suhu yang panas untuk menghasilkan biogas secara terus menerus.