Memahami EPA, WLTP, dan NEDC | Pengujian Jangkauan Kendaraan Listrik
Ketika membeli suatu produk, pastilah harus mengetahui terlebih dahulu spesifikasinya. Begitu pula ketika membeli kendaraan listrik. Salah satu faktor penting untuk diperhatikan ketika hendak membeli kendaraan listrik adalah kemampuan jangkauan jarak tempuh dari kendaraan tersebut pada saat beterai terisi penuh. Dengan mengetahuinya maka pembeli atau pengguna dapat memperkirakan rentang jarak ketika dikendarai, misalnya hanya cocok digunakan sekitaran dalam kota atau bahkan mampu untuk menempuh hingga luar kota.
Pada umumnya, produsen kendaraan listrik akan menggunakan salah satu standarisasi jarak tempuh maksimal yang mengacu pada hasil pengujian dari EPA (Environmental Protection Agency), WLTP (Worldwide Harmonised Light Vehicle Test Procedure), atau NEDC (New European Driving Cycle). Dari ketiganya, manakah yang Anda sering temui?
Ok, lanjut. WLTP dan NEDC adalah standarisasi yang berasal dari Eropa, sedangkan EPA adalah standarisasi yang berasal dari negeri Paman Sam atau Amerika Serikat. Ketiga standarisasi tersebut tentu memiliki cara sendiri saat melakukan pengujian. Karena itu, setiap hasil dari pengujiannya juga akan saling berbeda.
WLTP dan NEDC fokus utamanya adalah pada perjalanan perkotaan dan pinggiran kota, karena itu merupakan kebiasaan yang sebagian orang Eropa lakukan. Namun, EPA lebih menekankan pengetesan di jalan raya karena memang itulah yang sebagian besar orang Amerika lakukan, berpergian antar negara bagian, entah itu untuk ke tempat kerja atau hanya sekedar rekreasi.
Baca Juga: Mobil Terbang Renault Air4 Menjawab Tantangan di Masa Depan
Perbandingan NEDC dan WLTP
NEDC awalnya diperkenalkan pada tahun 1980-an dan terakhir kali diperbaharui tahun 1997. Oleh karena itu, NEDC dianggap sudah ketinggalan zaman, sistem pengujiannya juga lebih didasarkan pada perkiraan teoritis dan kurang mewakili dunia nyata pengemudi.
Sementara itu, sistem WLTP yang diperkenalkan pada tahun 2017, ditujukan untuk menggantikan metodologi NEDC. Prosedur WLTP yang lebih baru memungkinkan untuk menguji kendaraan listrik dalam kondisi yang lebih realistis dan lebih mewakili kinerja nyata pengemudi di jalan. Oleh karena itu, WLTP dinilai lebih akurat dan lebih dapat dipercaya. Namun, jika masih dalam transisi, baik NEDC atau WLTP biasanya masih sering dikutip untuk membandingkan suatu kendaraan listrik.
Standarisasi EPA
Berbeda dengan WLTP dan NEDC, prosedur standarisasi pengujian EPA lebih ketat sehingga menghasilkan perkiraan yang lebih akurat untuk mengemudi di dunia nyata di jalan raya, utamanya untuk pengemudi di Amerika.
Untuk kendaraan listrik, EPA biasanya menggunakan prosedur pengujian yang dikenal sebagai uji multi-siklus (multi-cycle test), yang memerlukan pengisian penuh baterai, diikuti dengan memarkir kendaraan semalaman. Keesokan harinya, EPA menempatkan kendaraan listrik pada dinamometer dan mengarahkannya ke siklus mengemudi kota, jalan raya, dan kondisi mapan berturut-turut sampai kendaraan benar-benar habis daya. Selanjutnya, dilakukan proses pengisian ulang baterai hingga penuh, dan yang terakhir EPA medapatkan hasil untuk memperkirakan jangkauan tempuh.