Dapatkah Petir Dijadikan Sumber Energi Alternatif?
Petir merupakan salah satu fenomena alam yang sering terjadi di berbagai belahan dunia. Dikutip dari weather.gov, jumlah rata-rata sambaran petir di seluruh dunia per harinya mencapai 8,6 Juta, sedangkan setiap sambaran petir diperkirakan memiliki sekitar 300 juta Volt dan sekitar 30.000 Ampere. Sungguh sangat luar biasa bukan, bayangkan jika potensi sebesar itu digunakan menjadi sumber energi alternatif.
Namun, untuk “memanen” sambaran petir tidaklah mudah, hal ini karena terdapat berbagai kendala yang akan dihadapi. Sambaran petir memiliki suhu hingga 50.000 derajat Fahrenheit, yang mana itu 5 kali lebih panas dari suhu yang ada pada permukaan matahari. Artinya, perlu ada sistem kelistrikan berdaya tinggi yang sangat canggih untuk dapat menyerap sambaran petir.
Cara yang dapat dilakukan untuk menarik dan menangkap petir, salah satunya adalah dengan menggunakan batang besi metalik tinggi dan memasangnya di atas tanah. Namun, itu juga akan berisiko dan menimbulkan banyak potensi bahaya keamanan. Sambaran petir yang memiliki hingga 5 miliar joule energi, tidak akan mampu ditahan dengan komponen elektronik yang tersedia saat ini.
Tidak ada yang tetap dalam intensitas dari setiap sambaran petir. 5 miliar joule energi itu hanyalah hitungan kasarnya saja, pada kenyataanya setiap sambaran petir ada yang jauh di atas rata-rata, tetapi ada juga yang di bawahnya. Setiap wliayah memiliki perbedaan dalam hal ini. Dengan demikian, gagasan untuk menangkap dan menyerap sambaran petir menjadi lebih kompleks karena intensitas sambaran petir yang tidak terduga.
Baca Juga: Penjelasan Bagaimana Proses Terjadinya Petir dan Guntur
Kendala lainnya adalah bahwa sifat sambaran petir yang datangnya tidak menentu dan sulit dikira kapan waktu dan tempatnya. Terdapat beberapa daerah yang menerima lebih banyak sambaran petir, sementara di tempat lain malah jarang terjadi. Meskipun di seluruh dunia per harinya mencapai 8,6 Juta sambaran petir, tetapi sebagian besar sambaran petir terjadi di daerah pegunungan tropis dan terpencil. Artinya, untuk merancang dan menyiapkan penyimpanan dan konversi energi mutakhir di lokasi geografis seperti itu akan lebih menantang dari sudut pandang ekonomi. Selain itu, untuk mendistribusikan energi ini ke wilayah berpenduduk padat pasti akan menambah beban kendala operasionalnya sendiri.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, petir memiliki tegangan yang sangat tinggi, untuk menangkap dan menyerapnya memerlukan metode terbaru daripada motode yang digunakan pada pembangkit listrik konvensional saat ini. Sifat petir yang datang secara tiba-tiba, dengan tegangan yang sangat tinggi, dan datangnya sulit dikira maka akan sulit jika tidak menggunakan metode penyimpanan energi. Baterai adalah suatu perangkat yang mampu menyimpan energi listrik. Namun, tidak ada baterai yang bisa bertahan dari sambaran sebesar itu. Selain itu, teknologi baterai saat ini masih belum memungkinkan untuk pengisian daya secara cepat dan sebesar itu.
Jadi, apakah mungkin untuk memanfaatkan sambaran petir sebagai sumber energi alternatif? Energi petir memang sangat luar biasa. Namun, dengan banyaknya tantangan yang dihadapi maka untuk memilih sumber energi alternatif yang lain itu jauh lebih masuk akal. Bayangkan saja, penelitian tahap awal saja sudah memerlukan biaya yang sangat mahal sehingga untuk menggunakan petir sebagai sumber energi jelas bukan pilihan yang efisien. Setidaknya untuk saat ini.
Namun, untuk memiliki sumber energi dari memanfaatkan sambaran petir juga bukanlah hal yang mustahil. Seiring dengan perkembangan teknologi maka bukan tidak mungkin di masa depan akan ditemukan sebuah terobosan yang mampu mewadahi segala imajinasi dan keinginan, termasuk dalam hal pemanfaatan petir.