Fungsi Transistor dan Penjelasannya
Transistor termasuk ke dalam komponen aktif, di mana hanya dapat bekerja jika terdapat adanya sumber tegangan. Transistor memiliki peranan penting dalam perkembangan berbagai macam teknologi.
Bahan dasar pembuatan transistor yang sering digunakan adalah Silikon dan Germanium, sedangkan untuk bahan kemasannya biasanya terbuat dari plastik, metal, dan surface mount.
Seperti halnya komponen elektronika pada umumnya, transistor juga memiliki fungsi-fungsi yang berguna untuk setiap rangkaian elektronika. Berikut ini adalah fungsi dari transistor:
- Sebagai penguat (Amplifier)
- Sebagai saklar
- Mengatur arus
- Pembangkit frekuensi
- Membagi tegangan
- Regulator tegangan
1. Transistor sebagai Penguat (Amplifier)
Transistor bertindak sebagai penguat dengan meningkatkan kekuatan sinyal yang lemah. Tegangan bias DC yang diterapkan pada sambungan basis-emitor, membuatnya tetap dalam kondisi bias maju (forward biased). Bias maju ini dipertahankan terlepas dari polaritas sinyal.
2. Transistor sebagai Saklar (Switch)
Transistor dapat digunakan sebagai saklar solid state. Jika transistor dioperasikan pada daerah saturasi maka transistor bertindak sebagai saklar tertutup dan ketika dioperasikan pada daerah cut off maka transistor berperilaku sebagai saklar terbuka.
Transistor beroperasi sebagai saklar solid state Single Pole Single Throw (SPST). Ketika sinyal input nol diterapkan ke basis transistor, itu bertindak sebagai saklar terbuka. Jika sinyal positif diterapkan pada terminal input maka itu bertindak seperti saklar tertutup.
Baca Juga: Teori Dasar Transistor NPN & PNP
3. Transistor untuk Mengatur Arus
Transistor adalah semacam katup elektron. Pin basis seperti pegangan yang dapat Anda sesuaikan untuk memungkinkan lebih banyak atau lebih sedikit elektron mengalir.
Pada transistor NPN arus basis (IB) mengalir masuk ke transistor, sedangkan transistor PNP arus basis mengalir ke luar transistor. Arus emitor (IE) pada transistor NPN mengalir ke luar dari transistor, sedangkan arus emitor transistor PNP arahnya masuk ke dalam transistor. Terakhir adalah arus kolektor (IC) transistor NPN arahnya masuk, sedangkan arus kolektor transistor PNP arahnya ke luar.
4. Transistor sebagai Pembangkit Frekuensi
Frekuensi transistor mengacu pada tingkat di mana ia dapat hidup dan mati. Ini biasanya diukur dalam hertz (Hz) atau megahertz (MHz). Semakin tinggi frekuensinya, semakin cepat transistor dapat beralih, di mana penting untuk aplikasi tertentu seperti sirkuit digital berkecepatan tinggi.
5. Transistor untuk Membagi Tegangan
Pembagi tegangan dapat digunakan sebagai pemindah level logika kasar untuk menghubungkan dua sirkuit yang menggunakan tegangan operasi berbeda. Misalnya, beberapa sirkuit logika beroperasi pada 5 V sedangkan yang lain beroperasi pada 3,3 V. Menghubungkan output logika 5 V secara langsung ke input 3,3 V dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sirkuit 3,3 V.
6. Transistor sebagai Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
Regulator tegangan adalah sistem yang dirancang untuk secara otomatis mempertahankan tegangan konstan. Regulator tegangan dapat menggunakan desain feed-forward sederhana atau mungkin termasuk umpan balik negatif. Ini mungkin menggunakan mekanisme elektromekanis, atau komponen elektronik.