Masa Depan AI di Indonesia dan Bagaimana Kita Harus Menyikapinya
AI adalah teknologi yang memudahkan segalanya, mereka bukan hanya bekerja, tetapi juga belajar. Terdengar sangat canggih ya, tetapi AI juga memiliki dampak, terlebih dengan negara Indonesia yang memiliki penduduk sangat banyak!
Kita tahu pembangunan jalan tol di Indonesia lagi besar-besaran dan tidak hanya di pulau Jawa saja. Namun, yang menarik adalah penjaga gerbang tol saat ini bukanlah orang, melainkan teknologi non tunai sehingga pembayaran jadi lebih cepat.
Saya saat ini berdomisili di Jakarta, kota yang terkenal sangat padat penduduk. Di kelurahan saya dulu terdapat banyak cabang sebut saja Bank Be-eR-Ih, tetapi pada Mei 2024 hanya tinggal beberapa saja. Saya tanya ke satpamnya kenapa banyak Bank Be-eR-Ih yang tutup dan jawabannya "Sekarang semuanya bisa lewat HP Mas, ambil uang juga bisa lewat ATM." Terus saya tanya bagaimana nasib karyawannya "Ya keluar lah, Mas" ujar satpam itu.
Adaptasi sistem kerja penjaga gerbang tol dan bank merupakan akibat perkembangan teknologi yang pesat, mungkin kalian juga merasakan dampak positif dan negatifnya.
Fenomena PHK masal menurut pengamatan saya, yang artinya berdasarkan kasus yang terjadi sekitar saya, paling parah adalah di era pandemi Covid. Saat itu banyak perusahaan yang beralih menggunakan teknologi AI dan mengurangi jumlah karyawan. Ya, maklum saat itu keluar rumah saja takut, apalagi kerja.
Seusai Covid banyak orang yang beranggapan ekonomi akan membaik. Ya benar sih, memang ekonomi mulai membaik, tapi budaya bekerja seolah-olah berubah 180 derajat. Work from home mulai banyak dilakukan dan penggunaan AI malah semakin menjadi tak terhindarkan.
Menggunakan AI sangat membantu perusahaan: Cepat, murah, dan efisien. Akan tetapi, penggunaan AI dalam skala yang besar juga berdampak semakin kecilnya peluang kerja untuk manusia. Akibatnya, pengangguran semakin banyak.
Bagaimana kita harus menyikapi AI? Pertanyaan tersebut sering kali terdengar. Menurut saya pribadi, AI adalah teknologi yang sangat membantu, dan seperti teknologi-teknologi yang sudah ada sebelumnya, kita juga harus beradaptasi dengannya.
Saat ini industri digital merupakan yang paling riskan oleh kehadiran AI. Pekerjaan menggambar, desain, menulis dahulu merupakan yang sangat terbantu oleh kemajuan teknologi digital, tetapi saat ini AI dapat melakukan semua itu hanya dengan perintah dan hasilnya akan tercipta hanya dalam hitungan detik. Akhir tahun 2023 banyak teman saya yang freelancer desain grafis kehilangan job-nya, mereka kalah saing dengan AI.
Jadi, apakah AI akan mengancam ketersediaan pekerjaan untuk manusia? Menurut pandangan saya terhadap bukti-bukti di lapangan maka jawabannya "Iya, AI akan menghilangkan banyak pekerjaan manusia."
Apakah kita harus menghindari AI? Jawabannya tentu saja tidak, malah kita harus beradaptasi dan menguasainya.
Bagaimana cara mendapatkan pekerjaan di era persaingan yang semakin ketat dan ancaman AI? Hidup ini adalah kompetisi, kita harus berusaha keras untuk memenangkannya. Semakin terlatih dan terdidik Anda, semakin mudah Anda mendapatkan pekerjaan atau semakin rendah kemungkinan Anda kehilangan pekerjaan.